Tumpek Landep dan Pemujaan Kepada Vishwakarma

Dalam tradisi Hindu di Indonesia, khususnya di Bali. Kita mengenal Hari Raya Tumpek Landep. Hari raya tumpek landep jatuh setiap Saniscara/hari sabtu Kliwon wuku Landep, sehingga secara perhitungan kalender Bali, hari raya ini dirayakan setiap 210 hari sekali. Hari Raya Tumpek Landep merupakan rentetan dari Hari Raya Saraswati. Pada Tumpek Landep, umat Hindu membersihkan semua peralatan sembahyang dan alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contoh Mobil, Motor dan alat-alat lainnya. Di hari itu umat Hindu mengucapkan rasa syukur atas karunia yang telah diberikan oleh Sang Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai Ida Bhatara Sang Pasupati. Hari raya Tumpek Landep kita mengucapkan puji syukur kepada Ida Bhatara Sang Hyang Pasupati yang telah menganugrahi kecerdasan dan ketajaman pikiran kepada manusia yang mana dari pikiran-pikiran  tersebut melahirkan daya cipta rasa dan karsa manusia dalam menciptakan sesuatu yang dapat mempermudah kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan.

banten tumpek landep
Photo by Haryaksa Wijayadhanu Hamimarto
Di India juga ada ritual yang mirip dengan Hari Raya Tumpek Landep. Sehari setelah Deepavali, umat Hindu akan melakukan pemujaan kepada Vishwakarma. Vishwakarma adalah insinyur diantara para Dewa. Karena banyak perlengkapan dan peralatan yang digunakan baik di rrumah atau di pabrik-pabrik. Upacara pemujaan ini merupakan suatu tradisi untuk meminta berkah dari Vishwakarma sebelum memulai pekerjaan apapun yang berhubungan dengan mesin dan peralatan. Hal ini akan menghindarkan kecelakaan dan kejadian yang tidak diinginkan.

Nama Vishwakarma terbentuk dari dua kata. Vishva berarti dunia atau alam semesta. Karma artinya perbuatan. Vishwakarma merupakan putra dari Vasu Prabha dan  Varastri. Vishwakarma memiliki istri bidadari surga, Ghritachi. Mereka memiliki tiga putri dan beberapa putra.  Dua putrinya menikah dengan Raja Priyavrata dan putri ketiganya Sanghya menikah dengan Dewa Surya. Karena Sanghya tidak tahan dengan panas Dewa Surya maka Vishwakarma mengurangi pancaran panas Surya sampai seperdekapannya. Dipercayai bahwa energi yang diambil dari Surya, Vishwakarma membuat Pushpak viman (pesawat), Chakra Sudharsana, Tri Sula untuk Dewa Siva dan senjata "Shakti" untuk Kartikeya.. Ia juga membuat berbagai senjata dan perhiasan yang indah dan benda lain untuk para Dewa. Ia juga membangun Istana yang indah untuk Dewa Kubera/Kuwera. Untuk Dewa Indra ia membuat halilintar. 
vishvakarma puja
Photo by commentsyard.com

Vishwakarma Day
Photo by commentsyard.com


Putra Vishwakarma, Nala membantu Rama untuk membangun jembatan yang menyeberangi lautan di Rameswaram. Demikianlah sedikit ulasan mengapa di Indonesia dan India memiliki konsep yang sama yaitu mengucapkan rasa terima kasih dan syukur kepada Sang Hyang Widhi melalui manifestasinya sehingga dalam berakitivitas segala peralatan yang digunakan dapat bermanfaat untuk kesejahteraan manusia dan mahluk lainnya.

Dalam perkembangan zaman dan teknologi, perayaan hari raya Tumpek Landep tidak hanya mengupacarai benda-benda sakral/pusaka seperti keris dan peralatan persenjataan, melainkan juga benda-benda lain yang memiliki manfaat positif yang memberikan kemudahan dalam segala aktivitas dan kehidupan manusia. Adapun benda-benda tambahan yang juga sering kita lihat diupacarai pada hari tumpek landep ini antara lain : motor, mobil, sepeda, computer, laptop, mesin pabrik, dan benda-benda lainnya.

Bagi umat hindu, senjata yang paling utama dalam kehidupan ini adalah pikiran, karena pikiranlah yang mengendalikan semuanya yang ada. Semua yang baik dan yang buruk dimulai dari pikiran, maka dari itu dalam perayaan hari Tumpek Landep ini kita diharapkan agar senantiasa menajamkan pikiran lewat kecerdasan dan mengendalikan pikiran lewat norma-norma agama dan budaya.

Begitu tingginya filosofi orang-orang Bali yang sangat memaknai segala sesuatu yang ada di dalam kehidupannya. Ini juga yang membuat Bali dikenal sangat unik dan eksotis bagi orang-orang yang pernah mengunjunginya. Hendaknya budaya-budaya nusantara seperti inilah yang sepatutnya kita lestarikan sebagai bentuk warisan para leluhur, yang menunujukkan jati diri dan karakter bangsa di tanah Nusantara. Semoga segala pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar