Dikisahkan dua orang sahabat baik  yang sangat menaruh perhatian 
pada aturan berperilaku dgn tujuan agar kehidupannya menjadi 
baik. Kedua sahabat itu adalah Satyam dan Sadhu. Satyam selalu cermat  mengamati sebab akibat 
dari perbuatan yang telah dilakukannya sendiri ,didukung juga oleh 
kejadian kejadian pada lingkungan dan pada perbuatan orang lain. Sehingga dgn kesungguhan hatinya yang teliti seperti itu, membuat 
keadaan dirinya menjadi mapan,  damai dan cukup bijaksana.
Sementara orang yang  kedua,Sadhu. Dia melakukan pertapaan di dalam hutan dengan 
senantiasa mengontrol  kendali pikirannya dengan demikian dia tak 
pernah terikat oleh keinginan  yang menimbulkan kedukaan.
Pada suatu hari, Satyam berkunjung ketempat pertapaan Sadhu. Dia membawa sebungkus makanan yang layak  untuk makanan seorang pertapa. Setibanya ditempat pertapaan dia menaruh makanan diatas meja tempat mereka sering bercakap cakap. Setelah cukup waktu maka Satyam pun permisi untuk pulang, sementara Sadhu kembali kekamar pertapaannya.
Satu minggu kemudian Satyam datang kembali untuk menjenguk, namun 
alangkah terkejutnya dia saat melihat makanan dalam bungkusannya masih 
ditempat semula. Tidak ada gejala gejala telah disentuh hingga menjadi 
basi.Cukup kecewa....seakan makanan yg dibawa dengan niat baik 
seakan diabaikan oleh temannya. Lalu diapun bertanya pada sang 
teman :"wahai sahabatku mengapa makanan yang aku berikan kepadamu tidak engkau makan"?
Maka sang Sadhu menjawab dan 
berkata bila dia tidak tahu maksud dan tujuan dari bungkusan itu, dia
 tidak bisa mengambilnya apa lagi memakannya. Sebab tanpa 
adanya pemberitahuan dari engkau membawa makanan itu, apa itu dan untuk 
apa.....mau diberi siapa....atau kah memang sengaja hanya ditaruh 
ditempat itu....itu perlu pemberitahuan dengan sepatah kata.
Sebab seorang sahabat yang menghormati sahabatnya tak boleh melarang atau mengajari orang yang dianggapnya telah  mengerti. Seorang yang datang berkunjung wajib memberitahukan lebih dulu perihal tujuan dan kepentingannya pada yang di kunjungi. Sementara orang yang dikunjungi hanya wajib menerima kehadiran pengunjung 
dengan ramah seperti suguhan penyapa dan kata 
mempersilahkan tanpa praduga yang negatif.
Jadi dalam hal memberi dan mempersembahkan sesuatu kepada orang lain ataupun dalam yadnya, peran perkataan sangat penting untuk mengetahui tujuan dan maksud. Begitupun saat kita datang ketempat suci dengan segala persembahan yg 
kita bawa, kita haruslah menyampaikannya dengan kata kata yang terhubung 
dengan maksud kita  datang membawa persembahan itu. Jika kata penyampaiannya tidak tepat maka persembahan tidak akan terhaturkan dan tidak ada yg menerimanya. Itulah pentingnya mantra, itulah pentingnya suara sehingga ada istilah Panca Gita. Hendaknya tema dari mantra atau nyanyian yang di nyanyikan terhubung dengan maksud dari  persembahan atau pemujaan. Jika tidak ...meski yang sesederhana itupun bisa membuat suatu persembahan tak berhasil. Sebab kadang segudang persembahan bisa kalah oleh satu kata ucapan mantra yg sesuai. Kecuali itu pentingnya panca gita dalam setiap upacara yadnya
 adalah untuk menjaga konsentrasi pikiran agar pikiran bisa 
terkontrol setidaknya sebagai tanda dan simbul terlaksananya suatu 
yadnya.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar