Pakaian
merupakan kebutuhan manusia disamping makanan dan tempat tinggal. Tidak
hanya berfungsi untuk melindungi diri serta membuat nyaman, pakaian juga
bisa dijadikan alat mengekspresikan diri serta dipergunakan untuk
menunjukan status sosial dalam masyarakat.
Pulau Jawa kaya akan
peninggalan-peninggalan purbakala, diantaranya adalah candi. Candi ini
tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pada jaman dahulu Jawa tengah
dan timur ini menjadi satu bagian dengan sebutan Jawa Wetan. Sedangkan
Jawa Kulon berada pada wilayah yang sekarang disebut dengan Jawa Barat.
Salah satu candi yang paling menarik perhatian adalah Candi Borobudur,
yakni terutama pahatan reliefnya yang mengisi seluruh permukaan dinding
dan pagar langkannya. Sebagian relief tersebut merupakan cerita, namun
ada pula yang merupakan relief hiasan saja. Jumlah keseluruhan relief
adalah 1460, untuk relief yang berupa relief hiasan yang dipahatkan ke
dalam pigura semuanya berjumlah 1212 pigura.
Relief
Kharmawibangga sendiri semuanya berjumlah 160 pigura. Tidak semua relief
ini menggambarkan cerita yang berhubungan, sebagian bahkan bercerita
tentang sebab akibat segala perbuatan manusia pada masa hidupnya. Namun
yang lebih menarik lagi adalah penggambaran relief-relief tersebut
mengenai kehidupan sehari-hari manusia dari berbagai macam golongan.
Disini berbagai golongan tersebut ditampilkan lengkap dengan berbagai
jenis pakaiannya.
Pakaian dalam busana Jawa kuno dibagi menjadi
dua segi, segi perlengkapan yang dipakai dan segi lingkungan yang
menentukan pakaiannya. Menurut banyaknya perlengkapan, pakaian dapat digolongkan dalam tiga taraf, yaitu :
*Golongan pakaian yang perhiasannya paling sedikit (Sederhana)
*Golongan yang perhiasannya lebih banyak (Taraf menengah)
*Golongan yang perhiasannya paling banyak (Taraf Lengkap)
*Golongan pakaian yang perhiasannya paling sedikit (Sederhana)
*Golongan yang perhiasannya lebih banyak (Taraf menengah)
*Golongan yang perhiasannya paling banyak (Taraf Lengkap)
Pakaian Wanita Taraf Sederhana ( lihat gambar)
Taraf ini hanya terdiri dari selembar kain saja yang panjangnya sebatas
lutut. Diputar di badan dari arah kiri ke kanan dan berakhir di sisi
kanan. Kain dipakai dibawah pusar. Biasanya pada kain seperti ini tidak
disertai perhiasan, misalnya anting. Kadang dipakai juga selendang atau
kain kecil yang dipakai dipinggang.
Pakaian Wanita Taraf Menengah (lihat gambar)
Taraf menengah biasanya terdiri atas kain panjang, sampai mata kaki
atau pegelangan kaki. Taraf sini sudah dilengkapi dengan perhiasan
seperti gelang, kalung dan anting, serta ikat pinggang berupa kain
kecil. Pada bagian kepala rambut akan disusun atau disanggul.
Pakaian Wanita Taraf Lengkap (lihat gambar)
Pakaiannya sudah terdiri lebih dari selembar kain, yakni kain panjang
sampai dengan pergelangan kaki yang dilengkapi dengan ikat pinggul
berhiaskan permata, terdiri dari dua susun. Perhiasannya sudah sangat
lengkap seperti gelang, kalung, anting-anting, kelat bahu, gelang kaki
dan semacam tali polos yang diselempangkan dari bahu ke kiri ke pinggang
kanan. Hiasan kepalanya berupa susunan rambut yang diangkat tinggi dan
diberi tambahan hiasan permata.
Pakaian Pria (lihat gambar)
Hampir sama dengan penjelasan pakaian wanita, hanya saja rambut pada laki laki disanggul dan diberi tambahan hiasan bunga-bungaan. Pada pakaian lengkapnya perhiasan ramai dilengkapi dengan gelang, kalung, anting, kelat-bahu dan gelang kaki.
Hampir sama dengan penjelasan pakaian wanita, hanya saja rambut pada laki laki disanggul dan diberi tambahan hiasan bunga-bungaan. Pada pakaian lengkapnya perhiasan ramai dilengkapi dengan gelang, kalung, anting, kelat-bahu dan gelang kaki.
Pakaian Khusus (lihat gambar)
Pakaian ini dikenakan oleh para biksu, pendeta juga pertapa. Pakaian biasanya terdiri dari jubah panjang dengan membiarkan pundak kanan tidak tertutup.
Pakaian ini dikenakan oleh para biksu, pendeta juga pertapa. Pakaian biasanya terdiri dari jubah panjang dengan membiarkan pundak kanan tidak tertutup.
Dengan mengerti model pakaian yang dipakai dalam
relief maka akan sangat membantu dalam pembacaan relief, karena
bagaimanapun juga pakaian dapat memberikan informasi bagaimana kondisi
kehidupan manusia dalam lingkup pribadi maupun sosial.
Setiap
status sosial memiliki ciri tersendiri. Tokoh-tokoh yang terpandang,
bangsawan dan dewa di kahyangan akan selalu digambarkan mengenakan
perhiasan seperti jamang, hiasan telinga, kalung pendek, kadang pula
upavita (kalung panjang) dan gelang kaki. Sedangkan pada kebanyakan
orang lainnya perhiasan-perhiasan ini tidak nampak digambarkan, hal ini
menunjukkan bahwa orang-orang yang digambarkan tanpa perhiasan tersebut
adalah rakyat biasa yang bukan termasuk golongan hartawan ataupun
bangsawan.
Pada relief karmawibhangga dikaki candi borobudur kita
akan mendapat gambaran umum mengenai bentuk dan fungsi busana pada
zaman jawa Kuno, pada saat didirikannya candi Borobudur secara tepatnya.
Dengan demikian data yang digunakan memang dikhususkan pada rangkaian
relief yang
terdapat pada kaki terbawah candi.
terdapat pada kaki terbawah candi.
Relief
Karmawibhangga menggambarkan suatu cerita tentang sebab dan akibat
segala perbuatan manusia pada masa hidupnya; perbuatan baik akan
mendapat pahala dan sebaliknya perbuatan buruk akan mendapat hukuman
setimpal.
Pembedaan pakaian dilihat dari taraf kelengkapan,
lingkungan, benda penyerta, sikap dan penempatan tokoh serta ciri yang
menonjol. Semakin lengkap maka semakin tinggi status sosialnya
dalam masyarakat. Lingkungan dibedakan atas lingkungan rakyat
kebanyakan, bangsawan, serta khayalan dunia imaninasi. Benda penyerta
contohnya adalah perhiasan, senjata, lambang dan lainnya. Ciri yang
menonjol diperlukan untuk membedakan status sosial, contohnya rakyat
biasa umumnya hanya menggunakan kain pendek yang diangkat seperti cawat
dengan perhiasan hanya kalung dan gelang serta membiarkan rambut
terurai.
Pakaian pada relief Karmawibhangga selain berfungi
sebagai penutup tubuh, melindungi, memperindah serta menutupi
kekurangan, ternyata juga memiliki fungsi yang berbeda tergantung status
sosial seseorang. Pada mereka yang memiliki status sosial tinggi
pakaian berfungsi sebagai penghias tubuh, menampilkan kepribadian bahkan
menjadi ciri-ciri kebesaran. Dalam hal ini, ciri-ciri yang meonjol
adalah pada penggunaan perhiasan.
Selain uraian panjang lebar
mengenai pakaian, kita juga bisa menemukan telaah mengenai relief yang
ada dari unsur pakaian. Misalnya pada pigura no 117, dimana relief
tersebut menggambarkan laki-laki di bawah pohon dengan dua bundel rumput
dan di dekatnya dijumpai sabit. Andai kata tidak ada dua bundel rumput
kita bisa mengasumsikan bahwa ia adalah seorang pencari rumput menilik
dari kain pendek dan ikat lutut yang dikenakannya.
Sumber :The Lost History of Nusantara
Para perancang busana di Bali, sebaiknya mengambil inspirasi dari relief ini.
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusGame of Thrones Season 7 Full Episode