OM SWASTIASTU
Selamat ketemu lagi
teman-teman, sudah berapa lama kita tidak ketemu karena masing-masing
punya kegiatan yang tidak bisa diwakilkan, terutama saya di dalam
melayani umat. Pada kesempatan ini saya ingin memnyampaikan cerita
singkat judulnya tentang TUKANG OJEK. Sebab saya sangat tertarik dengan
pekerjaan seperti tukang ojek, sebab banyak sekali kita ditolong oleh
tukang ojek, namun kali ini di dalam cerita saya ini mengenai tukang
ojek yang beda dengan teman-teman se-profesinya. Saya punya harapan agar
teman-teman yang mebaca cerita ini mau menelaah, dan mengambil maknanya
dan selanjutnya dapat mempraktekan di dalam kehidupan sehari-hari.
Ceritanya begini; Pada satu Desa yang agak masuk ke pedalaman dari
jalan protokol, kira-kira jaraknya 4 km, ada salah satu dari penduduk di
sana mau mengambil pekerjaan jadi tukang ojek, kebetulan dia punya
sepeda motor, dan dia juga melihat peluang bisnis dari pekerjaan itu
cukup menjanjikan, sebab sangat banyak masyarakat disana yang mau
bepergian keluar masih berjalan kaki sampai di jalan protokol untuk
mencari angkutan umum. Lalu propesinya sebagai tukang ojek dijalankan,
kelihatannya memang benar seperti yang dipikirkan oleh dia sebelumnya
tentang keuntungan menjadi tukang ojek, dia sangat laris, ongkos satu
kali rit sepuluh ribu rupiah.
Satu hari dia dapat berkali-kali
rit membawa penumpang pulang pergi. Tidak sampai satu tahun dia ngojek,
berdampak pada kemajuan ekonomi keluarganya sangat pesat kemajuannya.
Sehingga pekerjaan ini semakin serius digeluti mungpung juga belum ada
saingannya. Nah pada suatu hari dia sedang mengangkut penumpang tau-tau
minyak motornya habis di jalan, sebab karena larisnya dia lupa melihat
tanda minyak yang ada di speedometernya, lalu dia minta maaf pada si
penumpang karena dia harus membeli minyak di pom bensin. Singkat cerita
setelah dapat membeli minyak lalu penumpangnya diangkut lagi
ketujuannya.
Waktu itu hari sudah siang si tukang ojek istirahat
makan, di saat selesai makan lalu dia berpikir atas dasar pengalaman
minyak motornya habis tadi, nah seketika itu dia punya akal agar minyak
motornya tidak habis-habis, sehingga penumpang semakin banyak dapat
diangkut dan uang semakin banyak pula didapatinya. Lalu dia membeli
jerigen besar dua digantungkan dikiri kanan motornya, di masing-masing
jerigen itu disambungkan slang dan diisi kran. Maksudanya bila minyak di
tangkinya habis tinggal buka kran minyak di jerigen itu akan mengalir
ke tangki, jadinya gampang.
Setelah itu dia bekerja sebagaimana
biasa, namun si penumpang sudah merasa kurang nyaman sebab adanya
jerigen2 menggantung di motornya membuat sipenumpang kurang nyaman,
tetapi masih bisa jalan bisnisnya. Namun di suatu ketika bannya pecah,
lalu dia nyari tukang tambal ban. Lagi dia berpikir, agar pekerjaannya
tidak terganggu oleh ban pecah maka dia beli ban serep lagi 4,
digantungkan di motornya, bila nanti bannya pecah lagi lebih cepat bisa
dia ganti. Semakin hari penumpangnya semakin tidak nyaman dibuatnya. Nah
pada suatu malam dia ngojek tiba-tiba lampunya mati, lalu dia beli
serep lampu lagi 4, digantungkan di motornya. Oleh karena motor si
tukang ojek itu sangat banyak muat serep-serep maka motornya menjadi
sangat ramai dan sangat penuh, jangankan penumpangnya, dia sendiri tidak
bisa duduk di sadelnya. Nah selanjutnya dia berjalan kaki sambil
mendorong motor kesayanganya yang kepenuhan.
Selama mereka ngojek
yang amat laris itu, dia tidak pernah bermasyarakat, sehingga hubungan
kemasyarakatnya semakin tipis, hubungan persaudaraannya juga semakin
tipis, diapun merasa tidak keberatan sebab dia punya pola berpikir
begini; " DI JAMAN SEKARANG ASAL SUDAH PUNYA UANG APAPUN BISA DI BELI,
MAKA YANG LAINNYA ITU TIDAK TERLALU PERLU, YANG PENTING UANG". Kalu toh
saya mati nanti tidak ada banjar yang mau datang, itu gampang sekarang
sudah ada tempat yang gampang untuk itu tinggal serahkan uang selesai
sudah. Yang penting sekarang punya; UANG....UANG....UANG...!!!!!!!
BEREEES SEMUANYA.
Oleh karena motor si Tukang ojek tadi penuh
dengan barang-barang serep, dan dia sendiri menuntun motornya, maka
masyarakat tidak lagi ada yang mau numpang. Pada akhir cerita ini, si
Tukang ojek jadi gagal berbisnis dan di disegala bidang, dan dia menjadi
perhatian negatif di desanya.
Sekian, Semoga ada manfaatnya. Terima kasih.
OM, SANTIH, SANTIH, SANTIH, OM
Terimakasih atas infonya
BalasHapusbingung pilih hp? lihat dulu disini
Samsung Galaxy V
Samsung Galaxy Mega 6.3
Samsung Galaxy Y Pro
Samsung Galaxy S4 Mini