Turunnya Kitab Taittiriya Samhita bagian Krishna Yajurveda

yajur Veda

Kitab suci Agama Hindu dikenal dengan sebutan Veda. Veda dikelompokkan menjadi dua yaitu Sruti dan Smrti. Dalam Sruti dibagi lagi menjadi Catur Veda yang terdiri dari :
  1. Rg Veda
  2. Sama Veda
  3. Yajur Veda. Kitab Yajur Veda dibagi menjadi dua yaitu : Krsna Yajurveda (Yajurveda Hitam) dan Sukla Yajurveda (Yajurveda Putih). Hal ini yang menjadi pokok pembahasan kali ini.
  4. Atharva Veda


Turunnya Kitab Taittiriya Samhita. Yajnavalkya adalah anak dari Devarāta dan merupakan murid dari Rsi Vaishampayana. Suatu kisah, Murid -murid Rsi Vaishampayana melakukan sumpah dan doa agar mereka bisa membebaskan gurunya dari dosa membunuh seorang Brahmana. Namun, Yajnavalkya berkata :"Guru yang mulia, apa manfaat yang akan engkau peroleh dari usaha kecil para muridmu yang lemah ini? Aku sendiri akan melaksanakan beberapa penebusan dosa untuk mu"

Mendengar hal ini, Rsi Yajnavalkya marah dan berkata : "pergi dari sini, cukup kamu saja yang mengina seorang Brahmana. Sekarang, kembalikan segala hal yang telah aku ajarkan kepadamu".

Menuruti perintah Guru nya, Yajnavalkya memuntahkan semua pengetahuan dan mantra-mantra Veda yang ia peroleh dari gurunya dalam bentuk makanan. Murid-murid lain Rsi Wesampayana lalu berubah menjadi ayam hutan dan memakan mantra-mantra itu dengan rakusnya. Hal itu tidak dibenarkan karena Brahmana tidak pantas menyentuh atau memakan makanan sisa.  Dikarenakan kejadian itu terjadi pada tengah hari. Akibatnya, keturunan Yajnavalkya tidak dianggap sebagai brahmana di tengah hari.

Dalam Bahasa Sansekerta, ayam hutan disebut "Tittiri".  Tittiri (ayam hutan) yang memakan muntahan Veda ini, itu sejak itulah maka kitab suci tersebut disebut Taittiriya Yajurveda. Ia juga dikenal sebagai Kṛṣṇa Yajurveda atau Yajurveda Hitam karena berasal dari muntahan. Taittiriya Samhita menjadi bagian dari kitab Yajurveda ini.

yajur veda


Singkat cerita, Kemudian Yajnavalkya pergi dan bertekad untuk tidak memiliki guru manusia setelah itu. Sehingga ia mulai mengambil hati Dewa Surya. Yajnavalkya menyembah dan memuji Matahari, Guru Veda,  bertujuan untuk memperoleh bagian Veda baru yang tidak diketahui oleh guru nya, Waishampayana.

Dewa Surya, sangat senang dengan pemujaan dan penebusan dari dosa Yajnavalkya. Lalu Dewa Surya datang dengan wujud kuda dan mewahyukan ratusan mantra yajur veda kepada Yajnavalkya yang belum diketahui oleh masyarakat manusia. Mantra-mantra itu keluar dari bulu tengkuk kuda. Mantra-mantra tersebut kemudian disusun dan menjadi bagian dari Kitab suci Yajurveda yang dikenal dengan nama sukla Yajurveda atau Yajurveda Putih karena langsung diwahyukan oleh Dewa Surya. Hal ini juga dikenal sebagai Vajasaneya Yajurveda. Dalam bahasa Sansekerta, istilah "Vaji" berarti kuda. Yajnavalkya kemudian membagi Vajasaneya Yajurveda menjadi lima belas cabang, setiap cabang yang terdiri ratusan Mantra Yajus. Maharsi seperti Kanva, Madhyandina dan lain-lain mempelajarinya dan cabang dari sukla Yajurveda diturunkan kepada murid-muridnya.


Hal ini penting untuk dicatat bahwa dalam hirarki Brahmana, sekte tertentu mempercayai bahwa Kṛṣṇa Yajurveda (Yajurveda Hitam) merupakan turunan sukla Yajurveda (Yajurveda Putih).

Yajnavalkya menikah dengan dua istri. Salah satunya adalah Maitreyi dan Katyaayani. Maitreyi adalah seorang Brahmavadini (orang yang tertarik pada pengetahuan Brahman). Ketika Yajnavalkya ingin membagi hartanya kepada kedua istrinya, Maitreyi bertanya apakah dia bisa menjadi abadi melalui kekayaan. Yajnavalkya menjawab bahwa tidak ada keabadian melalui kekayaan. Mendengar hal itu, Maitreyi meminta Yajnavalkya untuk mengajarinya hal yang terbaik. Kemudian Yajnavalkya menjelaskan kepadanya tentang kebesaran Keabadian Diri, sifat keberadaannya, cara mencapai pengetahuan yang tak terbatas dan keabadian, dll. Lalu percakapan  antara Yajnavalkya dan Maitreyi ini dicatat dalam Brihadaranyaka Upanishad.


Kebijaksanaan Yajnavalkya dijelaskan dalam Brhadaranyaka Upanishad dimana beliau memberikan ajaran-ajarannya kepada istrinya Maitreyi dan Raja Janaka. Beliau juga berpartisipasi dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Raja Janaka tentang pemilihan agung Brhama Jnani (berpengetahuan dari Brahman).  Dialog Beliau dengan Gargi membentuk sebuah bab yang indah penuh dengan makna filosofis dan mistis di Brhadaranyaka Upanishad. Dia kemudian dipuji sebagai Brahmajnyani Agung oleh semua rsi yang hadir dalam sayembara itu. Beliau akhirnya melakukan Vidvat Sanyasa (pengasingan diri setelah pencapaian pengetahuan Brahman) dan bertapa ke hutan.

Demikian kisah Yajnavalkya yang merupakan dasar turunya kitab suci Hindu Yajur Veda terutama Taittiriya Samhita. Semoga menambah pengetahuan pembaca. Swaha.

1 komentar: