Perayaan Galungan Kuningan dan Durga Puja Vijaya Dashami

I Nyoman Singgin Wikarman dan I Gede Sutarya dalam buku  Hari Raya Hindu Bali-India (Suatu Perbandingan) menyebutkan perayaan Galungan dan Kuningan di Bali memiliki kesamaan dengan perayaan Durga Puja  dan Wijaya Dasami di India. Galungan-Kuningan dan Durga Puja-Wijaya Dasami atau Dussara sama-sama bermakna peringatan kemenangan Dharma atas Adharma. Dari segi rentang waktu perayaan Durga Puja dan Wijaya Dasami dengan Galungan dan Kuningan juga sama yakni 10 hari. Yang dipuja pun sama, Dewi Durga pada hari Galungan serta Durga Puja dan Dewa Siwa pada hari Kuningan serta Wijaya Dasami. 

Perayaan Galungan Kuningan
Perayaan Galungan Kuningan
Kesamaan ini dipertegas lagi dari segi kata wijaya dalam hari raya Wijaya Dasami –yang juga disebut Dussara—sama artinya dengan kata Galungan atau Dungulan dalam bahasa Jawa Kuno yakni ‘kemenangan’.

Meski begitu, waktu pelaksanaan Galungan-Kuningan di Bali dengan Durga Puja-Wijaya Dasami di India berbeda. Galungan-Kuningan dilaksanakan selama 210 hari sekali. Galungan jatuh pada Wuku Dungulan dan Kuningan dilaksanakan pada Wuku Kuningan. Sementara Durgapuja atau Nawaratri, dirayakan padasuklapaksa (penanggal) 1 sampai 10 pada bulan Asuji, sekitar September-Oktober. Pada sistem kalender Bali, waktu ini bertepatan dengan bulan Kartika (Sasih Kapat). Hari Durgapuja ini juga diperingati sehari setelah Ramanavani yang jatuh pada suklapaksa ke sembilan (penanggal ke-9) bulan Chaitra, sekitar maret-April. Peringatan ini juga kerap disebut Nawaratri. Artinya, Durgapuja di India juga diperingati dua kali dalam setahun. 

Mitologi yang mendasari perayaan Galungan-Kuningan dan Durgapuja-Wijaya Dasami juga memiliki kemiripan yakni kemenangan kebaikan atas kejahatan. Galungan dan Kuningan didasari mitologi kemenangan Dewa Indra atas Mayadenawa. Sementara Durgapuja dan Wijaya Dasami di India didasari dua mitologi. Mitologi pertama menyebut sebagai peringatan kemenangan Sri Rama melawan Rahwana. Mitologi kedua menyebut kemenangan Sri Kresna melawan Raksasa Narakasura. 

Dalam rentang waktu Durgapuja menuju Wijaya Dasami atau Dussera dilaksanakan pemujaan kepada para Dewi. Pemujaan kepada Dewi Durga difokuskan pada hari pertama sampai ketiga. Pada hari keempat sampai keenam, umat memuja Dewi Laksmi. Hari ketujuh hingga kesembilan yang dipuja yakni Dewi Saraswati. Di hari kesepuluh barulah dirayakan puncak acara yang biasanya cukup meriah. Pada hari ini, umat mula pertama melakukan pemujaan di rumahnya masing-masing. Pemujaan diforkuskan kepada Dewa Siwa dan Ganesa serta dewa-dewa lainnya. 

Yang menarik, pada perayaan Wijaya Dasami umat biasanya mengarak patung Dewi Durga berlengan delapan lengkap dengan senjatanya. Selain itu juga dilaksanakan bhajan/menyayikan lagu pujian –semacam festival yang mengidungkan nama-nama suci Tuhan—semalam suntuk untuk memuja Durga. 

Arak-arakan patung Durga dan Ganesa ini disejajarkan Singgin dan Sutarya dengan arak-arakan Barong dan Nini Rangda di Bali selama rentang waktu Galungan dan Kuningan. Barong dan Nini Rangda merupakan perwujudan Dewi Durga di Bali.


Asal Usul Festival Vijaya Dashami

Legenda mitologi merujuk sejumlah cerita yang berkaitan dengan Vijaya Dashami, mari kita lihat beberapa dari mereka.

Puncak dari Navaratri - Menurut cerita ini, Shakti atau Parvati istri Siwa mengalahkan dan membunuh setan bernama Mahishasura setelah melakukan pertempuran panjang sembilan hari. Menurut Skanda Purana, ini adalah kemenangan Ibu Dewi yang memperoleh kekuatan dan energi untuk mengalahkan dan mengalahkan semua kejahatan dari muka bumi dan melindungi progeni dia dari setiap penderitaan.

Kemenangan Shri Rama - Vajayadashami juga sebagai perayaan atas kemenangan Shri Rama mengalahkan Rahwana seperti dikutip dalam wiracarita Ramayana. Ini adalah ketika Shri Rama menyelamatkan istrinya Sita yang diculik oleh Rahwana dan dipenjarakan di Alengka. Patung Rahwana yang dibakar sebagai tanda kemenangan kebaikan atas kejahatan. Hal itu adalah Perayaan Dussehra yang dirayakan di India.

Akhir dari Pengasingan Pandawa - Dalam Mahabharata, Vijaya Dashami juga menandai akhir dari 'Agyatvas' atau pengasingan dan penyamaran Pandawa. Mereka menghabiskan dua belas tahun di pengasingan dan tahun ketiga belas menyamar setelah  kekalahan Yudhisthir dalam permainan dadu dengan sepupunya Kurawa, Duryodana. Pandawa menyelesaikan tiga belas tahun mereka pengasingan dan muncul untuk mendapatkan  kerajaan yang sah.

Perayaan Dussera
Perayaan Vijaya Dashami

Perayaan hari Vijaya Dashami (Dussehra) di India

Di India utara, Hari Vijaya Dashami dilakukan dengan menanam bibit barley di pot tanah pada hari pertama bulan Ashwin atau awal Navaratri. Pada hari kesepuluh, kecambah dari bibit itu diambil dan digunakan dan ditanam sebagai simbol keberuntungan, mereka disebut 'Noratrats'.

Di India bagian selatan,  Vijaya Dashami dirayakan dengan melakukan pemujaan kepada Chamundeshwari atau Durga. Beberapa patung dewa dan dewi yang dibuat dan dipamerkan untuk menandai perayaan yang dikenal sebagai 'Golu' di Tamil Nadu dan 'Bombe Habba' di Karnataka. Di Kerala, Dewi Saraswati, dewi pengetahuan dipuja pada hari Vijaya Dashami.
Sesaji
Sesaji Perayaan Vijaya Dashami

Perayaan Dussehra Di India Timur dan Bengal - Vijaya Dashami dirayakan selama lima hari dengan melantunkan Durga Puja. Dewi Durga disembah selama lima hari dan diyakini pada hari Vijaya Dasami, Dewi Durga meninggalkan suaminya, tempat tinggal Siwa di Himalaya. Arca Dewi Durga dibasuh di sungai Gangga pada hari ini dan umat bergembira saling membagikan makanan serta saling beranjangsana ke tempat saudara.

Demikian sedikit ulasan tentang Hari Galungan dan Kuningan di Indonesia, serta hari Durga Puja-Vijaya Dashami di India. Semoga menambah pengetahuan kita. Swaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar