Si Kambing Hitam Yang Baik




Pada sebuah ladang rumput yang luas, di sisi baratnya terdapat hutan rimbun tempat burung menyanyi dan menari, di sisi utaranya terdapat sebuah sungai yang menyanyikan gemericik air, ada kawanan kambing. Iya banyak kambing. Jadi kalau kita di padang rumput itu, kita bisa mendengar suara burung, gemericik air dan embeeeek. Namun meski banyak kambing di padang rumput itu, sepanjang mata memandang hanya ada kambing putih.
Hey lihat! Di sudut padang rumput yang agak jauh ada beberapa anak kambing putih yang sedang bermain. Ada yang bermain lompat tali. Ada yang bermain bola. Mereka tampak gembira sekali. Sesekali ada yang berteriak penuh semangat, lain waktu ada yang tertawa keras.
Semuanya gembira sampai suatu hari datang keluarga kambing yang baru pindah ke padang rumput tersebut. Awalnya sih anak-anak kambing itu gak tahu kalau ada keluarga kambing yang baru pindah itu. Tapi pada suatu sore, anak-anak kambing itu kedatangan seekor hewan aneh, hewan berwarna hitam.
Anak-anak kambing berhenti bermain dan menyapa hewan berbulu hitam itu, “hey, kamu siapa?”. Hewan itu menjawab “aku anak kambing yang baru pindah ke padang rumput ini”. “Hah? Apa? Kamu anak kambing? “Gak percaya!”, teriak para anak kambing itu. Bahkan Pinto, seekor anak kambing yang paling jago, berteriak, “sana jauh-jauh dari kami. Disini tempat bermainnya anak kambing, bukan buat kamu!” Anak hewan itu pun menunduk sedih dan berjalan perlahan meninggalkan mereka yang asik bermain.
Anak hewan berwarna hitam itu pun pulang ke rumah dan bercerita pada ibunya. Ibunya mencoba menghibur, “Hita, mungkin saja mereka belum pernah melihat hewan seperti kita. Sabar ya sayang. Datang saja ke sana, melihat tapi tidak usah ikut bermain dulu”.
Karena mendengar nasehat ibunya, Hita, hewan berwarna hitam itu pun tiap sore duduk di atas bukit dekat sudut pandang tempat anak-anak kambing putih bermain. Ia hanya menyaksikan dari atas bukit di kejauhan.
Sampai pada suatu sore yang terasa berbeda, anak-anak kambing itu satu demi satu pulang ke rumah. Mereka tidak sadar dibebalik rumput yang rimbun itu telah ada seekor binatang buas yang bermoncong. Pinto yang terakhir melintas dekat rumput tersebut dan tiba-tiba grrrrrrrr…..seekor serigala menggeram dan siap memakan anak kambing itu.
Grrrr….huahahahaha hari ini hari keberuntungaku….aku bisa makan kambing muda yang dagingnya empuk”, seru Serigala. Pinto terkejut, wajahnya pucat, putih lebih putih dari kertas. Badannya terasa kaku, tidak dapat bergerak apalagi lari menghindar. Serigala mendekat dan bersiap memakan anak kambing itu……
Gruduk gruduk gruduk…….………
“Hah apa itu?”, tanya Pinto yang memejamkan matanya karena semakin takut
Oh ternyata itu suara para bapak kambing yang berlarian datang untuk menyelamatkan  anak kambing putih. Serigala terkejut dan lari begitu mendengar dan melihat kambing jantan dengan tanduknya yang besar itu berdatangan.
Pinto pun bernafas lega. “Terima kasih ayah dan om-om semua”, ucap sang anak kambing putih itu. “Oh Pinto berterima kasihlah pada temanmu itu, anak kambing hitam. Dialah yang memberitahu kami tentang bahaya serigala yang mengancammu”, ucap sang ayah kambing. “Oh dia bukan temanku, dia kan bukan anak kambing. Warnanya saja hitam”. “Hahaha anakku, kambing itu banyak macamnya, ada yang putih, ada yang hitam. Hitam atau putih itu sama saja. Berteman jangan lihat warna kulitnya, tapi nilailah sikapnya”, jelas sang ayah kambing. “Oh begitu ya ayah, jadi aku selama ini keliru ya….maafkan aku,” sesal anak kambing.
Akhir cerita, Pinto pun meminta maaf dan berangkulan dengan Hita. Sejak itu mereka menjadi sahabat meski ada perbedaan yang jelas antara mereka. Dikemudian hari, Pinto dan Hita begitu akrab sehingga dikenal sebagai pasangan kambing hitam putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar